TRAUMA
MASA LALU
(episode
1 : Rasa takut yang terpendam)
Kecantikan merupakan hal
yang sangat dibanggakan bagi setiap manuasia, tapi tidak bagi Raisya. Dia
sangat membenci parasnya yang menurut orang lain cantik dan menarik. Menurutnya,
pengalaman buruk sering menimpa dirinya karena wajahnya. Masih teringat trauma
masa kecil saat seorang guru laki-laki melecehkan dirinya dengan meraba pahanya
ketika dia sedang duduk asyik menulis di dalam kelas bersama teman-temannya.
Saat itu dia merasa tidak nyaman, tapi mau teriak dan bicara kepada orang lain
juga malu dan takut. Sejak saat itu, dia selalu merasa takut ketika bertemu
dengan lawan jenis, terutama yang menarik hatinya. Dia membentengi dirinya
dengan bersikap dingin, takut dimanfaatkan hanya sebagai pelampias nafsu
belaka.
Hari-hari Raisya habiskan dengan membaca buku cerita penghibur rasa
sepinya sepulang dari sekolah. Dia banyak mengurung diri dalam kamar dan
menghindar bergaul dengan teman seusianya. Seperti hari ini dia asik membaca
buku komik kesukaannya di dalam kamar. Tiba-tiba terdengar pintu kamarnya
diketuk dari luar
“Raisya..” terdengar
suara ibunya memanggil. “ Iya Bu, ada apa ?”. Raisya membuka pintu dan terlihat
Ibunya sedang berdiri di depan pintu. “ Kamu tidak kemana-mana kan?, Ibu mau
pergi arisan dulu”. Kata Ibu Raisya. “ Iya Bu”. Raisya kembali masuk ke dalam
kamarnya dan menghabiskan komik yang dibacanya.
Asik membaca, terdengar bunyi
telepon, Raisya melihat Ani teman sebangkunya menelepon. Ani anak yang manis
dan supel di kelas VII A. Dia adalah salah satu anak Guru di sekolahnya.
Terdengar suara ceria Ani “ Ca lagi ngapain?. Main yu!”. Raisya menjawab dengan
malas “ main, ogah ah. Panas.”. “ ya ampun Cha, kan kita naik mobil bukan jalan
kaki, ayo temenin Aku, aku kenalin sama teman-teman Aku”. Ani membujuk Raisya.
“ Aku males keluar, lagian ibu ku lagi pergi. Aku harus jagain rumah” raisya
menolak secara halus “ ya ampun Cha, masa mau sih jadi penjaga rumah. Dikunci
aja kali”. Ani mulai memaksa Raisya. “ maaf ya Ni, lain kali deh, Aku
benar-benar males nih”. Ya sudah besok pulang sekolah, kita langsung main ya
jangan pulang ke rumah, Ok?” bujuk Ani. “ Iya” jawab Raisya, agar Ani segera
menutup teleponnya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar