Minggu, 30 Mei 2021

Demonstrasi konstektual Modul 3.3

 Berikut Merupakan Tugas Demonstrasi Kontestual modul 3.3 Guru Penggerak


Kamis, 27 Mei 2021

 

3.3.a.4. Eksplorasi Konsep - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

Manajemen Risiko

Dalam dunia pendidikan kita mengenal istilah manajemen pendidikan yang dilakukan sekolah untuk mengembangkan mutu sekolah, manajemen risiko merupakan salah satu hal  wajib yang harus dilakukan dalam merencanakan program sekolah. Manajemen risiko haruslah menjadi satu kesatuan bagian yang tak terpisahkan dari pelaksanaan sistem manajemen di sekolah. Labombang (2011: 39) berpendapat bahwa walaupun suatu kegiatan telah direncanakan sebaik mungkin, namun tetap mengandung ketidakpastian bahwa nanti akan berjalan sepenuhnya sesuai rencana.

Dalam Prinsip Dasar Manajemen risiko (2019:3)  Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan; penetapan konteks, identifikasi,analisa, evaluasi, pengendalian serta komunikasi risiko.

Risiko dalam sebuah program merupakan sebuah langkah awal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi segala  sesuatu yang  kemungkinan besar dapat terjadi, termasuk juga dalam merencanakan dan melaksanakan program pendidikan. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan  wajib melakukan  rangkaian analisis dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan dan mengevaluasi risiko yang mungkin timbul dari pelaksanaan program sekolah.

Risiko tidak dapat dihindari tetapi dapat dikelola dan dikendalikan karena apabila  risiko tidak dikelola dengan baik maka akan mengakibatkan kerugian serta hambatan,  sehingga program sekolah yang telah direncanakan  tidak berjalan dengan baik  Begitu pula sebaliknya apabila  risiko dapat  dikelola dengan baik maka sekolah dapat meminimalisir  segala kerugian yang dapat menghambat jalannya program  sekolah yang telah direncanakan. 

Risiko merupakan sesuatu yang memiliki dampak terhadap pencapaian tujuan organisasi. beberapa tipe risiko di lembaga pendidikan, meliputi:

  1. Risiko Strategis,  merupakan risiko yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi mencapai tujuan
  2. Risiko Keuangan, merupakan risiko yang mungkin akan berakibat berkurangnya aset
  3. Risiko operasional, merupakan risiko yang berdampak pada kelangsungan proses manajemen
  4. Risiko pemenuhan, merupakan risiko yang berdampak pada kemampuan proses dan prosuderal internal untuk memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku
  5. Risiko Reputasi, merupakan risiko yang berdampak pada reputasi dan merek lembaga. (Princewatercoper, 2003)

Pada akhirnya perubahan-perubahan yang dilakukan sekolah akan menimbulkan suatu risiko, namun tidak melakukan perubahan pun merupakan sebuah risiko oleh karena itu setiap sekolah harus mengidentifikasi risiko dan merencanakan pengelolaannya. Apabila semua sekolah dapat menerapkan manajemen risiko maka setiap kerugian akan dapat diminimalisir. Adapun tahapan manajemen risiko adalah sebagai berikut:

  1. identifikasi jenis risiko, 
  2. pengukuran risiko, 
  3. melakukan strategi dalam pengendalian risiko 
  4.  melakukan evaluasi terus-menerus, maju dan berkelanjutan

Untuk menambah pemahaman, Anda juga dapat mempelajari tautan berikut ini: https://ejournal.upi.edu/index.php/JAPSPs/article/view/8295

Refleksi

Anda sudah mempelajari materi mengenai Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid melalui video maupun artikel yang telah disajikan sebelumnya. Untuk memperdalam pemahaman Anda terkait materi, silahkan kerjakan beberapa kegiatan berikut. Simpan jawaban Anda dalam bentuk dokumen (.doc/Ms. Word), kemudian unggah hasil jawabannya di Unggah Tugas - Eksplorasi Konsep.

Silahkan unduh file berikut untuk mengerjakan Tugas: File Tugas

1. Dari tayangan tentang bentuk-bentuk program yang berdampak pada murid, tuliskan dampak pada murid yang Anda amati dari program-program yang ada dalam tayangan video pada halaman sebelumnya.

Senin, 10 Mei 2021

Pendidikan Induksi hari ke 6

 

Aktivitas 2 Pengantar Alur Pembelajaran – Sistem Layanan Pembelajaran

Untuk lebih memahami materi yang akan Anda pelajari pada topik ini, Anda dapat mempelajari setiap tahapan dengan seksama. Sehingga, dalam kegiatan tersebut terjadi transfer pengetahuan yang akan memperkaya pemahaman Anda terkait dengan identifikasi, asesmen dan planning matrik, akomodasi kurikulum dan PPI bagi peserta didik di sekolah inklusif.

Alur kegiatan setiap topik digambarkan melalui diagram berikut:

Silakan menuju ke aktivitas berikutnya

Aktivitas 3 Identifikasi

Istilah identifikasi erat hubungannya dengan kata mengenali, menandai, dan menemukan. Kegiatan mengidentifikasi adalah kegiatan untuk mengenal dan menandai sesuatu. Dalam pendidikan khusus, identifikasi merupakan langkah awal yang sangat penting untuk menandai anak-anak yang mengalami kebutuhan khusus. 

Menemukan dan mengenali anak-anak berkebutuhan khusus sudah barang tentu membutuhkan perhatian serius. Ada anak-anak yang dengan mudah dapat dikenali sebagai anak berkebutuhan khusus, tetapi ada juga yang membutuhkan pendekatan dan peralatan khusus untuk menentukan, bahwa anak tersebut tergolong anak berkebutuhan khusus. Anak-anak yang mengalami gangguan/hambatan fisik misalnya, dapat dikenali dengan keberadaan fisiknya, sebaliknya untuk anak-anak yang mengalami hambatan dalam segi intelektual maupun emosional memerlukan instrumen dan alasan yang rasional untuk dapat menentukan keberadaannya.  Untuk lebih memahami tentang “Identifikasi”, mari unduh dan pelajari materi berikut

Silahkan di klik    : Unduh materi

Pendidikan Inklusi hari ke 5 Bagian 2

 

Pembelajaran Hari Kelima Bagian 2

Aktivitas 1. Pendahuluan – Sistem Layanan Pembelajaran

Pernahkah Anda merasa ada sesuatu hal yang berbeda dari sikap atau tingkah laku peserta didik anda?  Misal,sikapnya dalam kelas atau hasil belajar peserta didik yang tidak seperti peserta didik kebanyakan. Hal tersebut mungkin membuat anda penasaran dan bertanya ada apa dengan peserta didik ini? Peristiwa ini boleh disebut identifikasi. Lalu apa itu identifikasi? Secara garis besar, identifikasi adalah menemukenali keberadaan peserta didik berkebutuhan khusus.

Cukupkah guru hanya menemukenali, menandai peserta didiknya yang berbeda dari peserta didik yang lain? Tentu saja jawabannya tidak, guru dituntut untuk memberikan layanan terhadap peserta didik tanpa mendiskriminasikan. Lalu apa yang harus guru lakukan setelah melakukan identifikasi sebelum menentukan program bagi peserta didik berkebutuhan khusus? Langkah selanjutnya adalah guru harus melakukan asesmen dan planning matrix. Apa itu asesmen, apa itu planning matrix?

Selanjutnya untuk data hasil asesmen yang dipetakan dalam planning matrik dapat dimanfaatkan untuk apa? Anda pasti harus menyiapkan kegiatan belajar mengajar melalui perencanan pelaksanan pembelajaran (RPP) bagi kelas dengan melakukan analisis kurikulum 2013 atau yang diberlakukan tahap selanjutnya adalah  bagaimana mengakomodir atau akomodasi kurikulum bagi peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK)? Selanjutnya tentu harus disiapkan perencanaan pembelajaran individual (PPI) bagi PDBK, apa hakikat atau konsep  PPI bagi pelayanan PDBK dalam pembelajaran?

Sebelum mempelajari materi Identifikasi, Asesmen dan Planning Matrix, Akomodasi Kurikulum dan PPI mari kita saksikan bersama video berikut ini:






Pendidikan Inklusi hari ke 5

Aktivitas 6. Mekanisme Layanan PDBK

Layanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus dapat dilakukan dengan mengimplementasikan sistem pendidikan inklusif. Saat ini Pemerintah telah mengakomodasi penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menerbitkan Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa. Kedudukan peserta didik berkebutuhan khusus juga dikuatkan dengan Undang-Undang nomor 8 tahun 2016 tentang penyandang disabilitas.  Penerimaan peserta didik berkebutuhan khusus seyogyanya melibatkan berbagai unit terkait, antara lain orang tua peserta didik, sekolah, rumah sakit atau puskesmas, dan dinas pendidikan setempat.

Untuk lebih memahami tentang Mekanisme Layanan PDBK, silakan unduh dan pelajari materi berikut, klik tombol di bawah ini


Pendidikan Inklusi Hari ke 4

 

Aktivitas 1. Stimulus Pembelajaran

Anda tentu tidak asing dengan penyebutan Pendidikan Inklusif. Apakah Anda tahu apa itu Pendidikan Inklusif? Apakah Pendidikan Inklusif memiliki landasan yang kuat dalam penerapannya? Apakah sekolah penyelenggara pendidikan inklusif memang benar-benar diperlukan? Mari kita cari tahu tentang hal tersebut dalam materi Konsep Dasar Pendidikan Inklusif. Tetapi sebelum itu, mari kita saksikan video berikut:


Aktivitas 2. Pengantar Sapaan – Konsep Dasar Pendidikan Inklusif

Setelah anda menyaksikan video tersebut, apa yang anda rasakan jika hal tersebut terjadi pada anak, saudara, atau bahkan Anda sendiri? Apakah Anda akan merasa baik-baik saja dengan kondisi itu? Ataukah harus ada solusi dari yang dialami oleh peserta didik berkebutuhan khusus tersebut? Mari kita cari tahu bersama dengan mempelajari materi tentang Konsep Dasar Pendidikan Inklusif.

Silakan menuju aktivitas berikutnya

Aktivitas 3. Pengantar Alur Pembelajaran – Konsep Dasar Pendidikan Inklusif

Kegiatan pada topik Konsep Dasar Pendidikan Inklusif ini, Anda diminta melakukan serangkaian kegiatan yang akan membantu Anda dalam memahami hakikat pendidikan inklusif, sekolah ramah anak, dan mekanisme layanan PDBK di sekolah penyelnggara pendidikan inklusif. Kegiatan pada topik ini penting bagi Anda, karena akan menjadi dasar bagi Anda dalam memahami konsep materi selanjutnya yang lebih mendalam tentang pendidikan inklusif.

Untuk lebih memahami materi yang akan Anda pelajari pada topik ini, Anda diharapkan dapat mempelajari setiap tahapan dengan seksama. Sehingga, dalam kegiatan tersebut terjadi transfer pengetahuan yang akan memperkaya pemahaman Anda terkait dengan hakikat pendidikan inklusif, sekolah ramah anak, dan mekanisme layanan PDBK di sekolah inklusif.

Alur kegiatan setiap topik digambarkan melalui diagram berikut:

Silakan menuju ke aktivitas berikutnya

Aktivitas 4. Hakikat Pendidikan Inklusif

Pendidikan inklusif merupakan pendekatan untuk mengubah sistem pendidikan agar dapat mengakomodasi peserta didik yang sangat beragam. Tujuannya, agar guru maupun peserta didik merasa nyaman dengan adanya perbedaan dan memandangnya sebagai tantangan dan pengayaan dalam lingkungan belajar, dan bukan menganggapnya sebagai masalah. Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan setiap peserta didik maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru agar peserta didik berhasil. Lebih dari itu, sekolah penyelenggara pendidikan inklusif juga merupakan tempat setiap anak dapat diterima, menjadi bagian dari kelas tersebut, dan saling membantu dengan guru dan teman sebayanya, maupun anggota masyarakat lainnya agar kebutuhan individunya terpenuhi.

Untuk lebih memahami tentang Hakikat Pendidikan Inklusif, silakan mari unduh dan pelajari materi berikut, klik tombol di bawah ini







Aktivitas 5. Sekolah Ramah Anak

Konsep Sekolah Ramah Anak didefinisikan sebagai program untuk mewujudkan kondisi aman, bersih, sehat, peduli, dan berbudaya lingkungan hidup, yang mampu menjamin pemenuhan hak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan salah lainnya, selama anak berada di satuan pendidikan, serta mendukung partisipasi anak  terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran dan pengawasan. Prinsip utama sekolah ramah anak adalah bahwa anak mempunyai hak untuk dapat hidup tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Untuk lebih memahami tentang Sekolah Ramah Anak, silakan unduh dan pelajari materi berikut:

Klik tombol di bawah ini


Pendidikan Inklusi hari ke 3

 

Aktivitas 4. Kebutuhan Pembelajaran Peserta Didik Berkebutuhan Khusus

Setelah memahami karakteristik masing-masing peserta didik berkebutuhan khusus,  sebagai guru sekolah inklusif maka kita perlu untuk memahami juga kebutuhan pembelajaran dari masing-masing peserta didik berkebutuhan khusus. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menghargai keberagaman peserta didik di kelas dan mengembangkan kualitas hidup seluruh peserta didik.

Lebih lanjut sesuai dengan amanat Permendiknas Nomor 70 tahun 2009 mengenai pendidikan inklusif dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 mengenai Penyandang Disabilitas maka perlu sebagai guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran masing-masing peserta didik berkebutuhan khusus.

Untuk lebih memahami tentang Kebutuhan Pembelajaran Peserta Didik Berkebutuhan Khusus. Silakan  unduh dan pelajari materi berikut, klik tombol di bawah ini

Pendidikan Inlusi Hari ke 2

 

Aktivitas 3. Karakteristik Peserta Didik Berkebutuhan Khusus

Keberagaman peserta didik secara umum terbagi atas tiga klasifikasi besar yaitu: (1) peserta didik reguler; (2) peserta didik berkebutuhan khusus; dan (3) peserta didik berkebutuhan layanan khusus. Peserta didik reguler adalah peserta didik yang tidak memiliki hambatan tertentu, misalnya hambatan fisik, mental kognitif, sensorik dan hambatan lainnya yang menyebabkan mereka mengalami kendala dalam mengikuti pembelajaran secara klasikal.

Peserta didik berkebutuhan khusus adalah peserta didik yang memiliki hambatan tertentu, seperti hambatan penglihatan, hambatan pendengaran, hambatan intelektual, hambatan fisik, hambatan dengan autistik, dan hambatan lainnya seperti anak hiperaktif, lamban belajar, rendah konsentrasi dan gangguan perilaku tertentu.

Peserta didik berkebutuhan layanan khusus adalah peserta didik yang mengalami hambatan secara eksternal, seperti anak korban bencana alam, anak korban HIV, anak korban kekerasan rumah tangga dan lingkungan. Adapun peserta didik berkebutuhan khusus memiliki karakteristik spesifik yang perlu kita pahami. 

Untuk lebih memahami tentang Karakteristik Peserta Didik Berkebutuhan Khusus, Silakan unduh dan pelajari materi berikut, klik tombol di bawah ini

Question 1 of 1

Apakah anda pernah mengajar atau bertemu dengan peserta didik berkebutuhan khusus di kelas atau sekolah anda? Apabila ya, karakteristik apa yang anda temukan dari peserta didik tersebut? Apabila tidak, karakteristik peserta didik berkebutuhan khusus seperti apa yang menurut anda sulit untuk diobservasi?
Tuliskan minimal 150 kata