Rabu, 03 Januari 2018

Antara PISA dan GLS

Antara GLS dan  PISA
Oleh :Desi Diana,M.Pd

Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kemampuan membaca dan menulis yang dikenal dengan literasi. Membaca dan menulis sebenarnya hanyalah sebagian dari  literasi yang disebut literasi dasar. Terdapat banyak sekali jenis literasi, seperti literasi sains, literasi bahasa, literasi digital dan literasi yang lainnya.

Kemampun berliterasi semua negara di dunia dapat diketahui dari hasil PISA (program for international students assesment). PISA dilaksanakan setiap tiga tahun sekali yang diikuti oleh semua negara yang tergabung dalam OEDC (organisation for economic and development).

Indonesia merupakan salah satu negara yang mengikuti PISA dari tahun 2000. Bidang yang diujikan pada PISA adalah kemampuan dalam tiga bidang yaitu bahasa, matematika dan sains. Hasil PISA Indonesia dari tahun ke tahun sangat memprihatinkan, yaitu menjadi juara ke 64 dari 65 negara yang mengikuti PISA pada tahun 2012. Skor PISA negara Indonesia pada tahun 2015 mengalami sedikit peningkatan ke posisi 63 dari 72 negara yang mengikuti. Skor tertinggi yang diraih pelajar Indonesia hanya mampu mencapai level 4 dan tidak dapat mencapai level tertinggi yaitu 5. Hal ini mengindikasikan kemampuan literasi pelajar Indonesia masih sangat rendah.

Berbagai program diluncurkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kemampuan literasi pelajar Indonesia. Salah satu proram literasi yang sekarang marak dilaksanakan adalah gerakan literasi sekolah (GLS). GLS merupakan program  literasi dengan sasaran para tenaga pengajar dan pelajar di lembaga pendidikan.

Tenaga pengajar diharapkan memiliki kemampuan yang tinggi dalam memahami informasi yang tersiar dan dapat menghasilkan suatu karya tulis yang bermanfaat khususnya bagi dunia pendidikan. Para pelajar melalui GLS diharapkan dapat memilih informasi yang benar dan tidak sembarangan menyebarkan berita bohong. Selain itu mereka juga diharapkan dapat menghasilkan karya tulis berupa puisi, artikel atau cerpen.

GLS dilaksanakan secara serentak di seluruh sekolah di Indonesia dengan kegiatan awalan berupa membaca buku selama 15 menit setiap hari di sekolah. Buku yang dibaca bukan buku pelajaran melainkan buku cerita yang menarik untuk dibaca. Melalui kegiatan ini diharapkan para pelajar memiliki hobi membaca dan pada akhirnya menjadi manusia yang literat.

Salah satu tujuan dilaksanakannya program GLS adalah menaikan peringkat indonesia dalam program PISA. Bentuk soal yang disajikan dalam PISA sangat berbeda sekali dengan soal ulangan harian, ujian semester, ujian nasional dan soal olimpide.  Soal PISA dibuat dengan memasukan fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan yang diajukan berupa gabungan beberapa konsep dari suatu pelajaran.

Tingkat kognitif yang diukur pada soal PISA bukan ingatan dan pemahaman pelajar melainkan kemampuan berpikir kritis yang dikenal dengan high other thinking (HOT). Para pelajar Indonesia sangat kesulitan memahami dan menjawab soal PISA. Mereka belum terbiasa menghadapi soal HOT yang merupakan soal yang mengukur kemampuan menganalisis.

GLS diharapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi pelajar Indonesia. Kemampuan menganalisis informasi para pelajar menjadi meningkat. Selain itu mereka juga diharapkan dapat menerapkan ilmu yang mereka pelajari di sekolah dalam mengatasi masalah yang terjadi di lingkungan mereka.

Melaui GLS para guru diharapkan melakukan pembelajaran yang mengembangkan kemapuan kognitif pelajar bukan hanya pada tingkat hapalan (C1), pemahaman (C2) dan penerapan (C3) . Tingkat kognitif pelajar yang harus dikembangkan melainkan pada level yang lebih tinggi yaitu analisis (C4) dan mencipta (C5) yang dikenal dengan HOT. Selain itu soal yang diujikan pun harus soal HOT  yang mengukur kemampuan berpikir kritis siswa.

Berbagai upaya yang telah dilakukan tersebut, semoga membuat pelajar indonesia menjadi terbiasa menghadapi soal HOT seperti soal PISA. Harapannya di tahun 2018 pelajar Indonesia dapat menyusul ketertinggalannya dan dapat meraih peringkat di PISA tahun 2018.



#onedayonepost
#nonfiksi
#tema bebas
#secercahperjuangan.blogspot.com

1 komentar:

  1. Alhamdulillaah , sedikit bisa menerapkan c5 bersama odop. Telat ga yah?

    BalasHapus