Minggu, 07 Januari 2018

Resensifilm

Resensi film
RUDI HABIBI - HABIBIE & AINUN 2
Oleh Desi Diana,M.Pd


Judul buku           : Rudi Habibie (Habibie dan Ainun 2)
Directur                : Hanung Bramantyo
Produser                : Manoj Punjabi
Excutive producer : Dhamoo Punjabi
Creative Producer : Shania Punjabi
Pembuat film      : MD Pictures
Tahun                : 2016
Jenis Film           :Kisah nyata
Pemain                     : Reza Rahadian (Bj Habibi), Chelsea Islan, Ernest prakasa,Indah Permatasari, Pandji Pragiwaksono, Boris Bokir, Dian Nitami,Donny Damara,Millane fernandes, Cornello Sunny,Leroy Osmani
Soundtrack                 : Mencari cinta sejati (Topan),Mata Air (, Nona Manis (Dodoy),   oh Baby (dodoy)


Film yang berjudul Rudi habibi merupakan sambungan dari judul film Habibie dan Ainun. Sebuah film yang menceritakan kehidupan nyata Bapak Bj Habibi mantan wakil presiden dan presiden indonesia yang terkenal dengan kejeniusan dan kegigihannya memajukan Negara tercinta Indonesia. Karya yang sangat bagus, banyak muatan moral dan sejarah. Sangat layak ditonton oleh generasi  muda Indonesia untuk menumbuhkan rasa bangga dan cinta negeri Indonesia.

Alur cerita sangat menarik, menyajikan sedikit cuplikan bangsa Indonesia yang sangat kental dengan keanekaragaman suku budaya. Menyajikan fakta bahwa rasa cinta terhadap suku yang terlalu tinggi begitu sangat kuat di jaman dulu yang membuat Bangsa kita tidak mudah bersatu.

Ayah  dari Bapak habibi merupakan contoh warga negara yang revolusioner dan sangat cinta persatuan. Dia berani melawan aturan tradisi yang membuat jarak dan pemecah bangsa. Dia menanamkan rasa bangga sebagai Bangsa Indonesia kepada putra/putrinya dan mendidik mereka  menjadi generasi yang rajin belajar dan pantang menyerah meraih sebuah impian.

Kisah habibi disajikan sangat menarik dimulai dari perjuangannya mendapatkan tempat singgah di jerman yang penuh perjuangan. Dengan kepandaiannya akhirnya beliau bisa menarik simpati pemilik rumah dan mendapatkan rumah singgah dengan fasilitas sederhana.

Alur cerita dibuat mundur menceritakan tentang kehidupan rudi habibi sewaktu kecil dengan rasa ingin tahunya yang tinggi tentang pesawat. Peran sang ayah dan ibu sangat terlihat jelas dalam proses pendidikannya sehingga dia memiliki kepandaian diatas rata-rata dan menjadi juara kelas.

Ketakwaan dan karakter yang kuat terlihat jelas dari setiap dialog yang diucapkan oleh reza sebagai pemain peran rudih. Kitab Alquran menemani kepergiannya ke jerman untuk menuntut ilmu dan dia selalu menunaiakan kewajibannya sebagai seorang muslim meskipun di negara yang tidak mengenal Tuhan. Dia tidak malu melaksanakan ibadah di depan umum di ruangan yang sempit demi melaksanakan kewajibannya sebagi seorang muslim.

Kisah perjuangan bapak rudi habibi ketika kuliah membuat cerita di film ini mengharukan . Biaya kuliah yang belum dikirim kan ibunya tuk keperluan hidup mengajarkan bahwa hidup penuh perjuangan dan harus bersabar. Namun dengan keterbatasan yang ada, dia tidak mengeluh dan terus mendapatkan prestasi yang baik dalam kuliahnya.

Konflik dalam film ini dikemas sangat menarik yaitu tentang idealismenya bapak habibie mempertahankan impiannya membuat pesawat dengan namai. Tanpa dukungan dari pemerintah idan tidak mau di danai oleh pemerintah asing. Rasa nasionalisme yang tinggi tetap dimilikinya, meskipun dalam keterbatasan dan berada di negeri orang dengan kekurangan dana. Sebuah sikap yang patut dicontoh oleh generasi muda Indonesia.

Msalah percintaan bapak habibie juga dikisahkan dengan sangat menarik. Cinta sepihak dari putri raja solo yang tidak diketahui bapak habibi yang terkadang membuat masalah. Kisah cintanya yang berbeda agama penuh perjuangan, namun harus terpisah karena tidak disetujui ibu tercinta. Semua kisah ini semakin membuat film ini sangat menarik dan membuat penonton menangis terbawa suasana.

Cerita, musik dan suasana di film ini dikemas dengan indah. Sangat layak ditonton oleh semua kalangan. Penuh dengan muatan moral dan keteladanan. Sayang sekali kalau kita tidak pernah menontonnya.



#onedayonepost
#nonfiksi
#Resensifilm
#secercahperjuangan.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar