Sabtu, 04 November 2017

Cerpen-misteri sebuah pelatihan

MISTERI SEBUAH PELATIHAN

Rina terdiam dalam sepinya malam yang semakin larut.  Tetesan air matalah yang setia menemaninya. Kejadian tadi siang masih terngiang di telinganya. Dia tidak mengira akan mendapatkan teguran seperti itu dari atasannya. Rina mulai mengingat-ingat apa kesalahannya dan bagaimana hal itu bisa terjadi. Dia menerawang mengingat kejadian demi kejadian

Hari yang cerah, di jam istirahat,Rina melihat laptopnya. Dia mengecek email, ada beberapa email yang belum dibacanya. Satu demi satu email dibacanya. Ada satu email spesial yang tidak terduga masuk. Sebuah pelatihan gratis tentang  public speaking dari sebuah institusi ternama. “Oh Alhamdulilah, Aku lolos seleksi dan dapat undangan ikut pelatihan”. Sebuah kalimat yang diucapkannya dalam hati. Terlihat disana waktu pelatihan 3 hari pada jam kerja. Hati Rina mulai galau, jam kerja bagaimana ijinnya, aku coba ijin aja deh siapa tahu diijinkan.pikirnya. Rina pun mendekati bagian personalia memberanikan diri untuk meminta ijin. Dia mengetuk pintu atasannya. Sebuah suara terdengar dari dalam “ siapa?, masuk”. Rina membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan.” Maaf Pak, saya dapat undangan pelatihan, boleh saya ijin 3 hari tidak kerja?”.  Pak Dadang atasannya yang terkenal galak dan super disiplin, menatap wajahnya. “ “Rina, kewajiban kamu di sini adalah sebagai bagian staff pemasaran, kalau kamu ijin 3 hari tidak kerja penjualan produk bisa turun. Lagian apa sih manfaatnya ikut pelatihan public speaking?. Maaf saya tidak bisa ngijinkan kamu. Kamu bagus ikut pelatihan, tapi jangan sampai menggangu tugas utama kamu. Boleh ikut pelatihan tapi pas hari libur jangan gunakan waktu kerja”. Jawab pak Dadang.

Hati Rina kecewa, Dia ingin sekali ikut pelatihan tersebut, dia memberanikan diri berbicara kepada atasannya “ maaf Pak, public speaking itu penting untuk  memudahkan saya memikat hati pembeli, memang saya libur 3 hari, tapi dengan ikut pelatihan ini semoga penjualan produk kita bisa meningkat Pak”. Rina menjelaskan alasannya pentingnya ikut pelatihan tersebut. “ Maaf Rina, saya tidak setuju dengan pendapat kamu. Ya sudah coba kamu ijin pak direktur saja”. Jawab Pak Dadang. “ oh gitu, ya Pak, ya sudah terimakasaih ya Pak”. Rina pun meninggalkan ruangan atasannya. Dia berniat ijin ke direkturny tapi direkturnya sedang ada rapat diluar kantor. Dia pun memutuskan untuk berbicara besok.

Hari yang dinantipun tiba, Rina menata setiap kata dalam hati untuk meminta ijin kepada direkturnya. Dia mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan direkturnya. “ maaf Pak, bisa saya bicara?”. Oh iya silahkan, kenapa Rina ?. maaf Pak, saya mau minta ijin 3 hari tidak kerja karena mau ikut pelatihan public speaking”. “ Pelatihan, bagus itu. Saya pada dasarnya mengijinkan saja, Kamu kan masih muda. Itu juga bagus untuk perkembangan karir kamu,tapi beberapa tugas tolong kamu delegasikan ke teman mu ya”. “ oh, Iya Pak,terimakasih”. Hati Rina senang, dia tidak menyangka Pak direktur akan mengijinkannya pergi. Rina pun merapihkan beberapa pekerjaannya dan menitipkan tugas yang ditinggalkannya pada temannya.

Tiga hari berlalu, Rina pulang ke kantornya setelah ikut pelatihan. Dia bekerja seperti biasanya. Tiba-tiba temannya Siska berkata “ Rin, dipanggil Bapak Komisaris tuh , kemarin Dia ke sini kunjungan kerja. Kamu tidak ada”.  “ Bapak komisaris?, oh iya terimakasih Sis”. Rinapun menghadap “ maaf Pak, Bapak memanggil Saya?”. “ duduk Rina, bagaimana pelatihannya?. Tanya Pak Irwan komisaris Rina.” Alhamdulilah berjalan baik Pak”. “ Maaf Rina, Saya mendapatkan aduan yang jelek tentang kinerja kamu, kamu sering bolos kerja untuk ikut pelatihan dan sering  internetan pada jam kerja”. mendengar perkataan Pak Irwan, hati Rina sangat sedih. Siapa yang mengadukan. Kok bisa ya. “ maaf Pak,Saya ikut pelatihan baru kemarin saja dan sudah dapat ijin dari pak direktur. Saya memang sering ikut pelatihan tapi itu kan diutus oleh kantor utuk pergi.sayainternetan juga pada jam istirahat”. “ Ya, kalau bisa mulai sekarang Kamu jangan sering ikut pelatihan, berikan kesempatan ke yang lain, hasil penjualan produk juga tidak meningkat, apa sih manfaatnya ikut pelatihan kalau penjualan tidak ada peningkatan”. ‘ Iya Pak, Saya mengerti”. “ ya sudah,silahkan kembali bekerja”.
Rina keluar dari ruangan Pak Komisariat, Dia lari ke toilet dan menangis. Siapa yang mengadukan yang tidak-tidak tentang dirinya. Dunia kerja memang penuh persaingan, tapi Rina tidak menyangka teman sekantornya ada yang setega itu menjelekannya dirinya. Rina hanya bisa menangis dan mencoba menahan diri untuk tidak ikut pelatihan lagi. Mungkin itu yang terbaik baginya. Siapa yang melaporkannya apakah teman atau atasannya dia tidak mau tahu dan tidak perduli. Biar pelapornya menjadi sebuah misteri yang tidak akan pernah terungkap.


2 komentar: